Cari Blog Ini

Senin, 13 Desember 2010

Orang Muda Ingin Kebersamaan Keluarga

Ilustrasi dari http://www.fairways-care.org
Ketika anak tumbuh dewasa, banyak orangtua yang khawatir pada peran peer group yang jadi lingkungan sosial anak. Orang tua khawatir, anak-anak mereka lebih dekat dengan peer group-nya daripada orangtua atau anggota keluarga lainnya. Terutama jika peer group anak mereka tidak jelas dari latar belakang keluarga seperti apa. Lebih dari itu, peer group juga sering disalahkan ketika anak terjerumus narkoba atau hal negatif lainnya. Tak sedikit orangtua yang sedemikian sangat khawatir hingga membatasi pergaulan anak dengan peer group-nya.
Di balik kekhawatiran itu, sebetulnya banyak orang tua yang tidak siap menerima kenyataan bahwa anak mereka sudah waktunya beranjak dewasa dan mulai lebih menyatakan eksistensi pada lingkungan pergaulan di sekitarnya. Peran keluarga tidaklah hilang sebetulnya, tetapi berkurang. Bagi orangtua yang terlalu protektif akan merasa anak-anak mereka sudah meninggalkan keluarga. Anak muda usia pubertas memang sedang mengalami masa transisi dari lingkungan keluarga menuju ke lingkungan sosial yang lebih luas. Apakah mereka betul-betul sudah tidak membutuhkan keluarga secara kualitatif? Kenyataannya tidak demikian. Meski peer group sudah mengambil bagian, namun peran orangtua dan keluarga ternyata masih sangat dibutuhkan oleh anak muda yang baru beranjak gede ini. Survei MarkPlus menunjukkan hal ini.
Kepada responden anak muda, MarkPlus menanyakan tingkat kesukaan mereka terhadap berbagai kegiatan. Dari berbagai hal yang disebutkan, ternyata kegiatan makan bersama keluarga adalah yang kegiatan yang paling banyak disukai oleh anak muda. Penelitian Burgess-Champoux menyatakan makan bersama secara rutin selama masa peralihan dari awal sampai pertengahan masa remaja akan mengembangkan perilaku yang sehat bagi orang muda. Namun, kenyataannya saat ini makan bersama di keluarga-keluarga jadi “barang langka” akibat perubahan gaya hidup modern. Anak muda kian disibukkan dengan tuntutan studi dan aktivitas sehabis sekolah atau kuliah. Sementara kedua orangtua sibuk bekerja. Kemacetan dan letak pemukiman yang kian menjauh dari pusat kota menahan para anggota keluarga untuk segera berkumpul di rumah.
Terdorong kondisi kesibukan masing-masing anggota keluarga, saat weekend menjadi waktu yang paling memungkinkan bagi segenap anggota keluarga untuk bisa meluangkan waktu bersama. Bagi sebagian besar orang, weekend adalah hari keluarga. Ada keluarga-keluarga dengan anak yang beranjak dewasa membebaskan waktu libur Sabtu sampai malam Minggu pada aktivitas masing-masing. Orangtua sadar bahwa anaknya yang sedang beranjak dewasa butuh waktu khusus dengan teman-teman dekat mereka. Namun, biasanya hari Minggu adalah hari yang dikhususkan untuk keluarga. Bagi keluarga-keluarga muda atau pengantin baru, hari Minggu biasanya juga menjadi hari kunjungan ke rumah orangtua atau mertua.
Kumpul makan bersama saat weekend jadi saat yang ditunggu-tunggu. Tempat makan besama keluarga tidak lagi harus selalu berarti di rumah. Kini berbagai mal, pusat perbelanjaan, city walk, city square, town square atau tempat-tempat serupa lainnya menyediakan pilihan bagi keluarga-keluarga untuk melewatkan kebersamaan mereka. Karena itu, tempat-tempat makan, food court, restaurant, atau kafé jadi faktor penting tempat-tempat ini. Mal dan berbagai pusat perbelanjaan kini telah menjadi pusat episentrum kota yang sesungguhnya. Kesempatan kumpul bersama keluarga yang langka pada kehidupan kota besar tampaknya layak dilewatkan dengan keluyuran di mal yang sejuk oleh air conditioner, sambil window shopping, dan yang paling penting, makan bareng.
Selain makan bersama, survei MarkPlus juga menemukan bahwa nonton bersama adalah kegiatan bersama keluarga yang juga disukai anak muda. Bioskop adalah tempat hiburan yang saat ini sudah jadi satu dengan mal atau pusat perbelanjaan. Jadi setelah makan bersama, acara besama keluarga langsung dilanjutkan dengan menonton film di tempat yang sama. Tak heran jika sejumlah pengamat budaya urban menganalogikan mal dan berbagai pusat perbelanjaan ini sebagai “katedralnya orang modern”. Katedral adalah gereja induk, dan gereja adalah tempat ibadah yang didatangi keluarga-keluarga kristiani pada hari Minggu. Dengan kata lain, mal dan pusat-pusat perbelanjaan telah jadi kiblat tujuan aktivitas keluarga pada hari minggu. Anda akan bertemu dengan semuanya di sini. Keluarga-keluarga, bersama dengan anak-anak mereka dari yang masih balita hingga yang sudah beranjak dewasa.
Jika Anda perhatikan pola hubungan antara anak dengan orangtuanya pada jaman sekarang, ada yang berbeda. Perhatikan bahasa tubuh mereka. Ada anak laki-laki atau perempuan yang berjalan sambil merangkul ibu atau ayahnya. Ada yang ketika sedang membujuk ayahnya untuk dibelikan sesuatu merengek diam-diam sambil merangkul-rangkul ayahnya. Lupa bahwa dirinya sudah mulai beranjak dewasa. Para orangtua pun tidak sungkan diperlakukan demikian oleh anak-anak mereka. Jarak antara orangtua dan anak sudah tidak sama lagi dengan zaman dahulu ketika sosok orangtua lebih sangar, angker, dan berjarak. Kini, hubungan orangtua dengan anak mereka yang sedang mendewasa lebih mengesankan hubungan yang dekat, hangat, akrab, dan horisontal. Semakin banyak orangtua yang bangga jika bisa bercerita bahwa hubungan dengan anak-anak mereka sudah layaknya sahabat.
Namun, hari minggu tidak selalu berarti ke mal. Banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan selain konsumtif makan atau nonton bersama anggota keluarga. Kini aktivitas bersepeda semakin diminati. Tidak hanya oleh komunitas Bike 2 Work, tetapi juga oleh keluarga-keluarga sebagai aktivitas hari minggu. Tengok saja, berbagai acara bersepeda sehat yang disposnsori oleh perusahaan-perusahaan. Dari produk makanan dan minuman, perusahaan farmasi, hingga provider selular dan media berupaya merebut simpati masyarakat dengan kegiatan bersepeda sehat pada hari Minggu. Karena selain memaanfaatkan sentimen positif pada isu lingkungan dan gaya hidup sehat, cara ini pun efektif. Sekali menjangkau keluarga, Anda pun bisa meraih anak muda di situ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar