Cari Blog Ini

Minggu, 12 Desember 2010

Kura-kura dan Kelinci…Bukan Kisah Klasik Biasa

Kura-kura dan Kelinci…Bukan Kisah Klasik Biasa
Dari zaman lahir sampai sekarang tentu kita sudah pernah mendengar kisah kura-kura dan kelinci yang sedang lomba lari. Bahkan sejak dalam kandungan pun jangan-jangan telah dibacakan cerita itu..hahaha. Dalam artikel kali ini saya tidak sedang ingin menceritakan kembali kisah itu…melainkan versi lain…sesuai judulnya, bukan kisah klasik biasa :)


Setelah berhasil berlari jauh meninggalkan kura-kura, kelinci pun menjadi sombong. Karena mengantuk, ia memutuskan tidur dulu di bawah pohon. Kura-kura tanpa putus asa terus berlari menyusul. Sementara kelinci terlarut dalam tidurnya, kura-kura berjalan selangkah demi selangkah dan akhirnya mencapai garis finish. Rasa bangga memenuhi hati kura-kura di sela-sela tepuk tangan dan sorak sorai penonton.

Tiiit…Tiiit…Tiiit…Suara tepuk tangan dan sorakan berganti suara alarm jam. Kura-kura terbangun dari mimpinya. Sebuah kemenangan indah ternyata hanya mimpi. Dan hatinya semakin gugup karena nanti siang adalah saatnya ia lomba lari dengan kelinci.

Seluruh binatang di hutan itu telah berkumpul. Sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Kura-kura semakin grogi. Rasanya mustahil ia bisa mengalahkan kura-kura. Lagipula wajah kelinci tampak begitu segar, tidak ada tanda-tanda ia akan mengantuk dan tidur seperti dalam mimpinya. Melihat kura-kura yang tidak percaya diri, pelatihnya coba memberikan kata-kata penyemangat.

“Hey kura-kura…Ingat satu hal…Ketika kita mencoba melakukan sesuatu ada dua kemungkinan..Berhasil atau gagal…tapi ketika kita menyerah sebelum mencoba, hanya ada satu kemungkinan..Pasti gagal. Jadi cobalah! Saya percaya kemampuanmu..Ayo semangat!!”

Bersedia…Siaaapp…Mulaiiii!!! Dor!!

Kelinci langsung melesat dengan kecepatan yang mengagumkan. Sementara kura-kura masih mematung di tempat. “Aku tidak perlu mempermalukan diriku. Jelas-jelas aku bukan tandingan kelinci. Lebih baik aku berbalik dan pulang” Demikian dialog internal dalam batin kura-kura. Sementara kelinci terus berlari semakin jauh.

Pada saat kura-kura akan berbalik badan dan pulang, teringat lagi kata-kata pelatihnya. “Betul juga kata pak pelatih. Bagaimana aku tahu aku akan kalah bila belum mencoba. Kalaupun harus kalah, setidaknya aku kalah dengan bangga karena telah berani mencoba” Dengan semangat yang mulai bangkit, kura-kura pun berlari dengan kecepatan maksimal. Kecepatan maksimal versi kura-kura tentunya.

Langit menjadi gelap. Halilintar menyambar. Hujan pun tumpah dengan derasnya. Lintasan lari yang merupakan tanah berlumpur itu pun jadi basah, becek dan licin. Kelinci mulai tersendat-sendat. Beberapa kali ia terpeleset. Belum lagi kakinya yang semakin berat karena lumpur yang menempel. Perlahan-lahan kura-kura mulai menyusul.

Kura-kura semakin mendekati garis finish. Namun kelinci belum mau kalah tampaknya. Dengan sekuat tenaga ia mulai berlari dan semakin mendekati kura-kura. Melihat ini semangat kura-kura mulai ciut. Konsentrasinya buyar dan tidak sengaja tersandung batu. Ia pun jatuh dalam keadaan terbalik dan mendarat dengan cangkangnya…meluncur di tanah berlumpur yang licin dan agak miring itu.

“Ah sial…Padahal sudah hampir menang” pikirnya. Hatinya kecewa bercampur kesal. Sorak sorai dan tepuk tangan penonton semakin membuatnya kecewa. “Harusnya tepuk tangan itu untukku” pikirnya. Dengan susah payah akhirnya ia berhasil berdiri. Melihat sekeliling membuatnya terkejut…Ternyata ia telah berada di garis finish, setengah meter dari kelinci yang sudah ngos-ngosan. “Yeeeaaahhh!!! Akhirnya aku menang”

Cerita seperti itu tentu saja bukan omong kosong belaka. Pernah nonton pertandingan tinju dimana kedua petinju – walau beratnya sama – yang satu tinggi sedangkan yang satunya pendek? Apakah yang menang pasti si petinju tinggi yang memiliki jangkauan panjang? Belum tentu. Tidak jarang si petinju pendeklah yang menang. Dan beberapa kali saya melihat petinju senior yang memiliki jam terbang cukup banyak, berhasil di K.O oleh lawannya yang petinju pemula yang baru beberapa kali bertanding.

Bagaimana dalam bidang lainnya? Apakah orang-orang yang punya nama besar di suatu bidang, sejak lahir adalah seorang bayi super dengan talenta istimewa? Dan bagi yang suka membaca kisah-kisah orang sukses pasti tahu bahwa orang-orang sukses tersebut tadinya adalah orang biasa-biasa, bukan siapa-siapa, bukan makhluk super.

Yang membedakan seorang pemenang dan pecundang, orang sukses dengan orang gagal, salah satunya adalah kemauan untuk MENCOBA. Bagaimana kita bisa tahu kita akan sukses atau gagal bila kita belum mencoba? Sebaliknya orang yang tidak mau mencoba sudah pasti gagal. Itu namanya menyerah sebelum bertanding.

Dalam cerita di atas, apakah kura-kura hanya sekedar beruntung? Orang bermental sukses tidak akan menunggu keberuntungan, melainkan menciptakan keberuntungan itu sendiri. Apakah kita akan menemukan keberuntungan bila mencoba pun tidak berani? Ketika kita berani mencoba dan berusaha maksimal, saya yakin Tuhan pasti akan membantu kita lewat kekuatan-kekuatan yang tidak terlihat dan hal-hal yang di luar dugaan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar