Cari Blog Ini

Selasa, 19 Mei 2009

Ubah Namamu

Ubah Namamu!


- Jawaban.com -
View: 1214 times
Filipi 1:27
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 139; 2 Korintus 12; 2 Samuel 5-6

Konon, di kerajaan Iskandar Agung pernah hidup seorang penjahat kelas teri yang bernama Iskandar. Penjahat ini benar-benar mencemarkan nama baik sang raja karena berulang-ulang di negeri itu terbetik berita yang memerahkan telinga, semacam, "Iskandar mencuri ayam!" Dengan kesal, Iskandar Agung memanggil Iskandar penjahat dan memberikan ultimatum, "Kuberikan kemurahan padamu. Pilih ubah namamu atau ubah kelakuanmu. Kalau tidak..."

Pilihan serupa menimpa kita, orang-orang Kristen. Ada yang mengatakan, orang Kristen adalah Kristus-Kristus kecil. Sewaktu kita mengaku sebagai orang Kristen, orang pun mulai memandang kita dengan cara lain. Orang akan mengawasi hidup dan tingkah laku kita dengan seksama. Di sinilah pilihan itu. Kita memuliakan nama Kristus, atau mencemarkan-Nya.

Seperti dikatakan Trevor Yaxley, setiap kata yang kita ucapkan dan setiap hal yang kita lakukan seharusnya mencerminkan perkataan dan perbuatan Yesus. Sewaktu kita mengakui Kristus sebagai Tuhan, memasuki keluarga-Nya dan menyandang nama-Nya, kita pun memikul tanggung jawab ini. Trevor Yaxley menegaskan, "Satu-satunya Kristus yang dilihat oleh kebanyakan orang tidak lain adalah Kristus yang ada dalam diri kita." Marilah kita merenungkan arti menjadi duta besar Kristus. Gambaran Kerajaan Allah yang bagaimanakah yang kita sampaikan kepada orang-orang di sekitar kita?

Satu-satunya Kristus yang dilihat oleh kebanyakan orang adalah Kristus dalam diri kita.

Disiplin

Disiplin
Penulis: Paul Hidayat

Pahlawan sejati adalah mereka yang berhasil menaklukkan diri sendiri.” Pahlawan-pahlawan sedemikianlah yang kita butuhkan kini untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita dulu. Bukankah para pahlawan kita layak disebut pahlawan, karena mengobarkan sikap mental kepahlawanan: berani berkorban, pantang menyerah, berani memperjuangkan kebenaran?

Mentalitas kepahlawanan, agaknya meluntur sudah kini. Salah satu yang langka dijumpai adalah disiplin. Padahal ketidakdisiplinan merusak dan menghancurkan. Tidak disiplin dalam berlalu lintas, terjadi kekacauan. Tidak disiplin berbicara, jadilah ketegangan sosial. Tidak disiplin waktu, semangat kerja merosot. Tidak disiplin dalam kebersihan, rusaklah lingkungan hidup. Pokoknya, tidak disiplin membuat pemborosan dan penyia-nyiaan potensi yang ada.

Disiplin adalah latihan untuk menghasilkan sikap atau pola tingkah tertentu. Disiplin adalah tindakan-tindakan terkendali yang muncul sebagai akibat adanya tempaan. Inti dari disiplin ialah penaklukkan diri kepada aturan. Untuk orang percaya, disiplin adalah bukti konkret ketaatan kita kepada Allah dan firman-Nya, bukti kasih kita sebagai murid-Nya.

Disiplin juga adalah salah satu rahasia Paulus dipakai Tuhan (1Kor. 9:24-27). Paulus menyadari bahwa tubuh adalah rumah Roh Allah. Sebab itu, harus dihargai tinggi dan dipelihara hati-hati. Untuk itu, ia menjalankan disiplin menyeluruh. Ini logis, sebab kegagalan atau keberhasilan kita di satu bidang hidup, sering berkaitan dengan gagal tidaknya kita di aspek hidup lainnya. Disiplin itu sendiri adalah buah Roh. Roh yang hadir dalam orang percaya, akan membantu kita hidup terkendali di bawah kehendak dan hukum-hukum-Nya. namun, kita sendiri perlu aktif melatih diri. Kelakuan tumbuh dari kebiasaan, kebiasaan berkembang karena membiasakan diri. Kecil menjadi besar. Maka perlu melatih diri taat, hidup teratur dari hal-hal sepele sampai ke karakter.

Disiplin jelas menyangkut soal yang konkret. Soal banyaknya yang kita makan, soal berapa lama kita tidur, soal perlu tidaknya yang kita obrolkan, dlsb. biasanya dalam hal-hal sedemikian, disiplin berkaitan dengan keseimbangan hidup. Artinya janganlah kita melakukan sesuatu berlebih-lebihan, tetapi secukupnya dalam sikap syukur. Supaya kita tidak diperbudaknya, tapi kita tuannya di bawah kontrol Kristus.

Disiplin semacam ini tentu menuntut penyangkalan diri. Kemanusiaan tanpa disiplin dan penyangkalan diri adalah kemanusiaan yang sakit, merosot menjadi primitive kebinatangan. Itu sebab Tuhan Yesus mengenakan kita kuk perhambaan kepada-Nya.

iman Henry Ford

Ia dilahirkan tanggal 30 Juli 1863 di Dearborn, Michigan, Amerika Serikat. Ayahnya berharap ia menjadi seorang pekerja ladang sehingga Ford segera diperkenalkan kepada kerja keras manual bertani. Walau masih kecil, ia sudah curiga bahwa entah bagaimana, banyak hal yang seharusnya dapat dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Karenanya ia selalu bermain dengan berbagai logam sisa yang selalu ia ubah menjadi peralatan. Sementara teman-temannya menghabiskan hari-hari mereka bermain di ladang, Ford menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah bengkel kecil yang ia bangun dengan seizin ayahnya di sebuah gubuk di lahan keluarga.

Ketika berusia 12 tahun ia berjumpa dengan sebuah mesin jalanan dalam perjalanannya ke kota. Itulah kendaraan pertama yang bukan ditarik kuda yang ia lihat. Ketika mesin itu berhenti untuk memberi kesempatan bagi keluarganya lewat dengan kuda-kuda mereka, Ford sempat turun dan berbicara dengan sang insinyur sebentar. Sejak itu ide membuat mesin yang akan menempuh jalanan itu mengobsesinya. Walau seringkali terbentuk jurang yang sangat besar antara mendapatkan ide dengan menjabarkannya menjadi kenyataan, bagi Ford pekerjaan yang menarik itu mudah dan ia selalu yakin akan hasil-hasilnya.

Umur 17 tahun ia memutuskan bekerja menjadi masinis pemula untuk Drydock Engine Works walau ditentang oleh ayahnya. Ia menyelesaikan pelatihannya kurang dari setahun, kemudian melahap majalah ilmiah yang ada untuk mengkompensasikan pendidikan formalnya yang hanya sebentar itu. Melalui majalah-majalah ini ia mendapat suatu proyeksi fiksi ilmiah ke masa depan bagi Ford, walau semua ahli dan spesialis menyepakati satu hal: bensin tidak akan pernah menggantikan uap untuk menjalankan mesin.

Ford sempat kembali ke ladang keluarganya setelah meninggalkan pekerjaannya di Westinghouse, di mana ia bekerja sebagai mekanik khusus. Di sana ia tetap mengerjakan impiannya walau ditawari lahan oleh ayahnya. Tak lama, ia segera pergi lagi ketika ia ditawari pekerjaan sebagai insinyur sekaligus masinis di Detroit Edison Company. Ia mendirikan bengkel di belakang rumah kecil yang disewanya di Detroit sehingga ia bisa mengutak-atik mesin bensinya setelah pulang kerja. Tahun 1892, ketika ia berusia 29 tahun, mesin itu terwujud. Antara tahun 1895 hingga tahun 1896 Ford mengemudikan mobilnya tidak kurang dari 1000 mil, terus mengujinya untuk meningkatkan performanya sebelum akhirnya ia menjualnya dengan harga $200.

Karena masa depan mesin bensin itu diragukan, ia ditawari promosi dan kenaikan upah untuk berkonsentrasi pada mobil energi listrik, yang diramalkan akan menjadi satu-satunya sumber daya di masa depan. Ia menolaknya karena impiannya adalah: memproduksi kendaraan berbahan bakar bensin secara massal. 15 Agustus 1899 Ford meninggalkan Edison Company. Karena ia ingin membuktikan kekeliruan asumsi bahwa mobil itu mainan orang kaya, ia mendirikan Dertoit Automobil Company dengan para investor yang dengan susah ia dapatkan. Tetapi karena selama 3 tahun perusahaannya tidak pernah menjual lebih dari enam atau tujuh mobil, dan karena kepentingan para rekannya hanya ingin memproduksi mobil-mobil berdasarkan pesanan dan meraih keuntungan sebesar-besarnya, Ford mengundurkan diri pada Maret 1902. Sejak itu Ford bertekad untuk tidak lagi diperintah, dan menyadari prinsip sederhana: Anda harus mandiri dan mengurus usaha Anda sendiri.

Tahun 1903 ia merancang dua kendaraan khusus balapan yang ia sebut ‘999’ dan ‘Arrow’. Ford memenangkan balapan ini dan memperoleh publisitas yang ia perlukan untuk membuat orang mengetahui keberadaan produknya. Ia kemudian mendirikan Ford Motor Company dengan menyewa sebuah bengkel besar dan langsung bekerja dengan bantuan beberapa rekan. Dalam satu tahun ia berhasil menjual 1708 mobil, dan perusahaannya terus berkembang dengan berbagai tipe mobil yang dihasilkan. Dalam lima tahun, Ford Motor Company sudah mempunyai 1908 karyawan, memiliki pabrik sendiri, dan memproduksi 6181 mobil setahunnya yang dijual baik di Amerika dan Eropa, hingga akhirnya ia memproduksi 100 mobil dalam sehari (walau keputusan ini mendapat reaksi keras dari orang-orang karena takut tidak laku).

Tetapi ia tidak berhenti sampai disitu. Ia terus bertekad mencari pengetahuan baru di tengah persaingan, dan salah satu usahanya adalah dengan berusaha membuat bobot kendaraannya menjadi ringan. Mujur, ia mendapati sebuah bahan bernama baja vanadium dari rongsokan mobil Prancis yang ringsek saat balapan. Bahan ini sebelumnya tidak bisa dicetak di Amerika Utara, tetapi kemudian Ford bisa menemukan sarana untuk mencetaknya di Ohio. Setelah bahan didapat, ia kembali merancang Model T dan berkeinginan untuk melakukan produksi tunggal. Tentu saja rencana ini mendapat tentangan karena mobil masih dianggap mainan khusus orang kaya, dan tidak ada untungnya membuat satu model saja terutama yang tidak mahal harganya. Lagipula jalan beraspal masih sedikit dan bensinpun masih langka.

Tetapi Ford tetap percaya pada mobilnya. Ia merevolusi industri mobil dari yang tadinya industri ‘rumahan’ menjadi kompleks industri yang mahabesar yang mempekerjakan 4000 orang dan memproduksi 35000 mobil model T setahunnya. Ia juga menjadi salah seorang yang pertama-tama menciptakan sistim perakitan yang dimekanisasikan. Bagian-bagian badan mobil yang digantung di udara dengan gantungan-gantungan mahabesar itu dikirimkan ke perakitan dalam urutan waktu tertentu sehingga waktu 10 jam yang biasanya dibutuhkan untuk merakit seluruh bagian mesinnya berkurang menjadi 5 jam. Akhirnya Model T sukses besar dan Ford membuka pabrik di seluruh dunia.

‘Segalanya itu mungkin… Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan, bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan’. Inilah kata-kata terakhir Ford. Imannya telah terealisasi lewat kehidupan dan pekerjaannya.

Kamis, 07 Mei 2009

H1N1

JAKARTA, KOMPAs.com - Influenza A (H1N1) atau yang disebut flu meksiko atau flu babi saat ini cukup mengkhawatirkan banyak orang di berbagai negara. Namun demikian, meski penyakit ini menular cepat masyarakat diminta tidak khawatir atau paranoid karena penyakit ini dapat musnah oleh tubuh yang sehat dan kuat.

"Penularan ini (flu meksiko) juga tergantung dengan daya tahan tubuh seseorang. Orang yang daya tahan tubuhnya kuat maka tidak akan terjangkit influenza ini," terang Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, DTM&H, DTCE di Jakarta, Sabtu (2/5).

Flu meksiko memang menular dan menyebar seperti virus influenza lain lewat percikan ludah, batuk. Namun, Tjanda meminta masyarakat tenang tapi waspada.

Virus ini, menurut Tjandra berbeda dengan H5N1 karena H1N1 dapat dimusnahkan sendiri oleh tubuh. "Masa inkubasinya selama 3-5 hari. Jika terdapat pasien yang dicurigai menderita penyakit ini akan diberi obat Oseltamivir atau Tamiflu untuk membunuh virusnya.

Sebagai antisipasi, Tjandra menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan cuci tangan. Terlebih sebelum mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah melakukan kegiatan.

Untuk pemakaian masker, ia berpendapat hanya digunakan bagi seseorang yang sedang sakit. "Kalau seseorang yang dicurigai terkena penyakit ini, dengan gejala panas dan batuk berkepanjangan segeralah berobat ke dokter," terang Tjandra.

H1N1

JAKARTA, KOMPAs.com - Influenza A (H1N1) atau yang disebut flu meksiko atau flu babi saat ini cukup mengkhawatirkan banyak orang di berbagai negara. Namun demikian, meski penyakit ini menular cepat masyarakat diminta tidak khawatir atau paranoid karena penyakit ini dapat musnah oleh tubuh yang sehat dan kuat.

"Penularan ini (flu meksiko) juga tergantung dengan daya tahan tubuh seseorang. Orang yang daya tahan tubuhnya kuat maka tidak akan terjangkit influenza ini," terang Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, DTM&H, DTCE di Jakarta, Sabtu (2/5).

Flu meksiko memang menular dan menyebar seperti virus influenza lain lewat percikan ludah, batuk. Namun, Tjanda meminta masyarakat tenang tapi waspada.

Virus ini, menurut Tjandra berbeda dengan H5N1 karena H1N1 dapat dimusnahkan sendiri oleh tubuh. "Masa inkubasinya selama 3-5 hari. Jika terdapat pasien yang dicurigai menderita penyakit ini akan diberi obat Oseltamivir atau Tamiflu untuk membunuh virusnya.

Sebagai antisipasi, Tjandra menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan cuci tangan. Terlebih sebelum mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah melakukan kegiatan.

Untuk pemakaian masker, ia berpendapat hanya digunakan bagi seseorang yang sedang sakit. "Kalau seseorang yang dicurigai terkena penyakit ini, dengan gejala panas dan batuk berkepanjangan segeralah berobat ke dokter," terang Tjandra.

Enzim Pencetus Kenakalan Anak

KENAKALAN anak diidentikkan dengan ketidakmampuan orangtua mendidik. Padahal, dalam penelitian, faktor pencetus kenakalan disebabkan enzim yang tidak seimbang. Benarkah?

Banyak orang beranggapan jika anak nakal itu disebabkan lingkungan atau orangtua yang tidak mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebenarnya anggapan itu ada benarnya. Namun, dalam penelitian yang dilakukan Institut Psikiatri di London, Inggris. Hasil penelitian yang dilansir New Scientist mengungkapkan, enzim yang disebut monoamine oxidase A atau MAO-A memiliki pengaruh pada perilaku agresif anak.

Anak yang lebih nakal dibandingkan dengan teman lain sebayanya memiliki enzim ini lebih banyak. Ketua Peneliti,Terrie Moffitt, melakukan penelitian dengan mengambil contoh darah dari 535 anak laki-laki dan 502 anak perempuan yang lahir di Selandia Baru dan yang terdaftar di Dunedin Multidisciplinary Health and Development Study yang dikelola Universitas Otago, Dunedin, Selandia Baru. Melalui tes darah tersebut, para peneliti memfokuskan pada tipe gen yang mengandung enzim MAOA. Tipe gen inilah yang mengendalikan perilaku agresif pada manusia dan hewan.

Kemudian para peneliti membandingkan interaksi antara aktivitas gen MAO-A dan kriminalitas serta kekerasan pada masa kanak- kanak, yang diketahui sebagai faktor penentu untuk perilaku antisosial ketika mereka dewasa. Para responden anak laki-laki kemudian dibagi menjadi dua grup berdasarkan contoh darah, tipe gen MAO-A mereka, dan pengalaman mereka pada kekerasan saat masa kanak-kanak.

Pemisahan ini mengungkapkan bahwa variasi gen MAO-A pada anak laki-laki tidak dapat dengan sendirinya memengaruhi perilaku anak tersebut ketika dewasa. Namun, kondisi ini berbeda jika mereka memiliki pengalaman kekerasan saat masa kanak-kanak dan hasilnya sangat mengejutkan.

Anak laki-laki dengan tingkat gen MAO-A rendah, tetapi mengalami kekerasan saat masa kanak-kanak memiliki kecenderungan 3 kali lebih besar untuk memiliki perilaku menyimpang saat remaja, dan 10 kali lebih besar untuk melakukan tindak kriminal saat mereka dewasa, dibandingkan dengan mereka yang juga memiliki tingkat MAO-A rendah, tetapi tidak mengalami kekerasan fisik.

Kondisi yang kurang lebih sama juga ditemukan pada mereka yang memiliki tipe gen MAO-A tinggi. Dalam kategori perilaku antisosial, ternyata hanya ada perbedaan minor antara anak-anak yang memiliki tipe gen MAO-A tinggi dan sempat mengalami kekerasan fisik dan yang tidak.

Pada akhirnya,Terrie menyimpulkan bahwa genetik memengaruhi hampir separuh dalam variasi perilaku antisosial. Dengan mengidentifikasi gen-gen tersebut, mereka berharap dapat menemukan perawatan dan penanganan yang tepat untuk anak-anak tersebut sebelum terlambat.

"Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa kenakalan pada anak-anak juga didasari kelainan gen. Kenakalan itu hanya bisa diatasi dengan memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada mereka," kata dia.

Terrie menyebutkan, pendidikan yang utama dan pertama adalah keluarga. Dengan lingkungan keluarga akan terbentuk sifat, watak, dan perilaku misalkan dalam sebuah keluarga orangtua kurang perhatian terhadap anak, maka anak tersebut akan menjadi nakal (kurang terkontrol) demikian juga sebaliknya kalau lingkungan itu baik ada perhatian orang tua, maka anak akan tumbuh dengan baik.

"Dalam mendidik anak, kita harus mengetahui sifat-sifatnya misalkan anak yang mempunyai sifat pendiam kita dekati dengan halus sehingga anak tersebut mau bercerita tentang masalah yang terjadi, berarti kita menggunakan cara yang halus untuk menghadapinya. Lain lagi dengan anak yang mempunyai sifat keras, kita harus menghadapinya dengan tegas dan keras," ucapnya.

Selain melihat dari lingkungan keluarga dan sifat anak, harus dilihat pula latar belakang keluarga. Jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang baik, secara otomatis anak akan meniru yang baik. Namun akan berbanding terbalik jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang kurang baik, anaknya akan mengikuti tidak baik pula.

"Intinya adalah pendidikan dan arahan yang tepat. Tanpa itu, anak-anak dengan kelainan gen, akan semakin agresif dan tidak terkontrol di kemudian hari," tutur dia. (Koran SI/Koran SI/ftr)

Tampil Beda

Maleakhi 3:18
Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8; 1 Samuel 3-4

Perjumpaan kembali dua sahabat lama, Chris dan Jhony yang telah berpisah sekitar sepuluh tahun lalu, penuh haru dan sukacita. Chris pun menawarkan Jhony agar bermalam di rumahnya. Jhony menyambut baik tawaran tersebut. Mereka berdua saling membagi pengalaman hidup. Jhony telah hidup baru dalam Kristus, semua kebiasaan lama yang tidak berkenan kepada Tuhan telah ditinggalkannya, termasuk minum minuman keras dan pesta pora. Kesaksian teman lamanya itu memang pernah didengar Chris, tapi belum terlalu jelas. Ia ingin membuktikan sendiri.

Saat makan malam bersama, berbagai menu termasuk minuman beralkohol ditawarkan kepada Jhony. Tawaran tersebut ditolaknya dua kali berturut-turut, tetapi pada tawaran ketiga Jhony tak mampu mempertahankan pertobatannya - pertobatan yang harus menjadi suatu pembeda nyata sebagai murid Yesus bagi Chris, Jhony pun meminumnya. Saat itu juga Chris berteriak sambil berkata, "Ternyata tidak ada perbedaan di antara kita. Dengan secangkir minuman saja engkau tidak mampu mempertahankan kesaksian hidup barumu."

Kisah di atas mengingatkan bahwa kapan saja, di mana saja, dan dengan cara apa saja, kita dapat dicobai dengan berbagai cara melalui tawaran dunia ini. Namun sebagai murid Tuhan Yesus, kita harus siap tampil beda.

Kita adalah pahlawan bagi diri kita bila kita mau dan mampu mengalahkan diri kita sendiri.